Pengertian Limbah Anorganik Adalah

Pengertian Limbah Anorganik Adalah

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

B3 adalah singkatan dari Bahan Berbahaya dan Beracun dan memang seperti namanya.

Limbah jenis ini bisa sangat berbahaya. Baik bagi lingkungan, kesehatan makhluk hidup, sampai keberlangsungan lingkungan.

Limbah B3 biasanya memiliki kandungan zat kimia yang tinggi yang bersifat merusak.

Karena sifat-sifat berbahaya inilah dalam pengelolaannya limbah B3 memerlukan pengelolaan dan penangan yang khusus.

Beberapa limbah B3 bahkan memiliki sifat mudah meledak, korosif atau dapat merusak besi, kausatif atau dapat merusak kulit, meracuni tanah dan air, dan berbagai sifat berbahaya lainnya.

Senyawa yang biasanya dikandung oleh limbah B3 biasanya merupakan senyawa logam berat seperti Cr, Cd, Fe, Pb, Al, dan senyawa lainnya.

Ada pula senyawa kimia seperti sianida, fenol, sulfida, dan bahan berbahaya lainnya.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.

Kedua limbah tersebut juga bisa dibedakan melalui karakteristik dan sumbernya.

Di mana limbah organik biasanya dihasilkan oleh kegiatan yang lebih domestik.

Memiliki karakteristik yang mudah terurai karena mengandung kandungan biologis tinggi.

Sedangkan untuk limbah anorganik cenderung dihasilkan oleh kegiatan hasil industri.

Memiliki karakteristik yang tidak bisa bahkan sulit untuk diuraikan.

Namun selalu ada solusi untuk mencegah limbah-limbah ini untuk mencemari lingkungan.

Utamanya adalah dengan sistem pengelolaan limbah yang baik.

Terutama pada industri yang menghasilkan jenis limbah seperti B3.

Harus memiliki protokol pengelolaan limbah yang memadai.

Dengan pengelolaan yang memadai kegiatan produksi dan masyarakat bisa berlangsung tanpa menimbulkan dampak merusak lingkungan

Pengertian Limbah Anorganik & Contoh Limbah Anorganik – Grameds, tahukah kalian bahwa limbah anorganik membutuhkan waktu kurang lebih 500 tahun untuk bisa terurai? Hal itu tentu akan berdampak buruk pula bagi makhluk hidup yang ada di bumi.

Bahkan, sudah banyak pihak yang berupaya dan menghimbau orang-orang di sekitarnya agar dapat memilah dan memilih mana limbah anorganik dan mana yang limbah organik.

Permasalahan tersebut sangatlah krusial sehingga diperlukan pengetahuan mendalam terkait limbah anorganik. Maka dari itu, artikel ini akan memberikan penjelasan seputar limbah anorganik. Simak hingga akhir pembahasan.

Limbah Anorganik berupa Plastik

Saat ini, limbah anorganik berupa plastik seperti bekas kemasan makanan telah banyak diolah menjadi berbagai macam kerajinan, di antaranya kerajinan tangan dompet, tempat tisu, tas kecil, bahkan pakaian sekalipun.

Dengan begitu, apabila kita menjumpai limbah plastik di rumah, alangkah baiknya janganlah dibuang begitu saja. Coba untuk pisah dan bersihkan dari limbah lainnya, kemudian kalian dapat memberikannya ke bank sampah ataupun ke tempat daur ulang yang ada.

Itulah informasi seputar Limbah Anorganik. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait pengolahan limbah anorganik atau sejenisnya, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian, ya!

Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia

Sumber: dari berbagai sumber

Pengertian Limbah Anorganik & Contoh Limbah Anorganik – Grameds, tahukah kalian bahwa limbah anorganik membutuhkan waktu kurang lebih 500 tahun untuk bisa terurai? Hal itu tentu akan berdampak buruk pula bagi makhluk hidup yang ada di bumi.

Bahkan, sudah banyak pihak yang berupaya dan menghimbau orang-orang di sekitarnya agar dapat memilah dan memilih mana limbah anorganik dan mana yang limbah organik.

Permasalahan tersebut sangatlah krusial sehingga diperlukan pengetahuan mendalam terkait limbah anorganik. Maka dari itu, artikel ini akan memberikan penjelasan seputar limbah anorganik. Simak hingga akhir pembahasan.

Jenis-Jenis Limbah Anorganik

Limbah anorganik terbagi menjadi beberapa jenis. Pembagian ini berguna untuk menetapkan pengolahan apa yang tepat dilakukan agar limbah atau sampah tidak merusak atau mencemari lingkungan sekitar.

Berikut jenis-jenis limbah anorganik berdasarkan bentuknya, di antaranya.

Limbah Anorganik berupa Botol Kaca

Di tempat pengolahan limbah ataupun daur ulang sampah, limbah anorganik berupa botol kaca atau beling lazimnya akan diolah kembali menjadi botol baru.

Manfaat Limbah Anorganik

Limbah anorganik memanglah menjadi salah satu ancaman untuk lingkungan, akan tetapi saat ini limbah anorganik sudah diperhatikan manajemennya. Hal itu yang mengakibatkan ancaman dari limbah anorganik sudah sedikit berkurang meskipun belum sepenuhnya.

Terdapat beberapa limbah anorganik yang dapat diolah dan dilakukan proses daur ulang serta ramah lingkungan sehingga bisa dimanfaatkan kembali. Maka ada beberapa manfaat penting dari limbah anorganik yang perlu kalian dan kita semua ketahui. Berikut beberapa manfaat limbah anorganik bagi kehidupan manusia, di antaranya.

Dampak Negatif apabila Membuang Limbah Anorganik ke Sungai dan Laut

Lalu, membuang limbah anorganik ke sungai, bahkan ke laut akan menaikkan pencemaran air. Air yang memiliki fungsi sebagai salah satu sumber kehidupan manusia, khususnya untuk minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya menjadi sangat berbahaya apabila digunakan. Tak hanya itu, pembuangan limbah anorganik ke laut akan mengancam keselamatan biota yang ada di laut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB telah menyatakan bahwa 2,2 miliar orang tidak memiliki akses layanan air minum yang cukup dan layak. Adapun jumlah air bersih yang tersedia masih sangatlah kurang dengan perbandingan jumlah yang semestinya mereka butuhkan.

Para ahli pun mengatakan bahwa sekitar 4,8 hingga 12,7 ton limbah, masuk ke dasar laut tiap tahunnya. Limbah anorganik plastik yang lambat laun memecah akan membentuk mikroplastik yang mana pada akibatnya akan terkonsumsi lagi oleh manusia sehingga mengancam kesehatan.

Bukan hanya manusia, melainkan juga hewan. Bayangkan, berapa banyak hewan yang telah mati akibat ketidaksengajaan mereka memakan limbah anorganik yang telah diproduksi oleh para manusia. Limbah atau sampah inilah yang membawa penyakit bagi para hewan.

Limbah Anorganik berupa Kaleng

Limbah kaleng adalah salah satu jenis limbah yang tidak dapat terurai meskipun sudah menjadi limbah selama ratusan, bahkan ribuan tahun sekalipun. Oleh sebab itu, sedapat mungkin kita memanfaatkan limbah anorganik kaleng sebagai bahan daur ulang agar kuantitas sampah tidak terus melonjak.

Cara sederhananya, yaitu dengan memanfaatkan kaleng bekas minuman, cat, ataupun makanan sebagai pot bunga ataupun media untuk menyimpan barang lainnya.

Limbah Anorganik untuk Bahan Daur Ulang

Limbah Anorganik kerap dipakai sebagai bahan pembuatan daur ulang. Umumnya, bahan yang dipakai untuk bahan daur ulang adalah limbah plastik yang mana limbah tersebut mudah untuk dikumpulkan dan kemudian didaur ulang.

Pendaurulangan limbah anorganik plastik ini bisa mengurangi kemungkinan banyaknya penumpukan limbah anorganik lainnya yang ada. Hal ini tentu menjadi dampak positif bagi keadaan lingkungan sekitar kita.

Contoh Limbah Anorganik

Berikut beberapa contoh dari limbah anorganik, di antaranya.

Buku Ajar Pencemaran Laut

Belakangan ini dunia diributkan oleh adanya polutan plastik dan bahan cemar minyak bumi di laut. Juga adanya polutan radioaktif dan polusi udara.

Pengetahuan tentang ancaman keteledoran manusia, perlu di transfer ilmunya kepada mahasiswa sebagai tumpuan harapan pemimpin bangsa ke depan. Dengan buku ini diharapkan mampu memberikan wawasan terkait permasalahan yang terjadi di lingkungan, terutama masalah pencemaran laut.

Limbah Anorganik untuk Bahan Daur Ulang

Limbah Anorganik kerap dipakai sebagai bahan pembuatan daur ulang. Umumnya, bahan yang dipakai untuk bahan daur ulang adalah limbah plastik yang mana limbah tersebut mudah untuk dikumpulkan dan kemudian didaur ulang.

Pendaurulangan limbah anorganik plastik ini bisa mengurangi kemungkinan banyaknya penumpukan limbah anorganik lainnya yang ada. Hal ini tentu menjadi dampak positif bagi keadaan lingkungan sekitar kita.